Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita, peristiwa paling penting dalam masa pubertas anak gadis ialah datangnya menstruasi pertama atau menarche, yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual.
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam
rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas
sebelum memasuki masa reproduksi. Perubahan penting terjadi pada masa si gadis
menjadi matang jiwa dan raganya melalui masa remaja wanita dewasa. Hal ini
menandakan bahwa anak tersebut sudah memasuki tahap kematangan organ seksual
dalam tubuhnya (Proverawati dan Misaroh, 2009). Prawirohardjo (2010)
menyatakan, menarche terjadi pada anak perempuan berumur 9 tahun, 10
tahun, bahkan ada yang berusia 17 tahun.
Dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang
lebih muda. PercepatanusiamenarcheinijugaterlihatpadaremajadiIndonesia.Menurut Winkjosastro (2003) menyatakan bahwa di Indonesia
gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata
menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada
yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat.
Menstruasi pertama sering dihayati oleh anak gadis
sebagai suatu pengalaman traumatis, terkadang anak yang belum siap menghadapi menarche
akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan
merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan ini dapat
berlanjut ke arah yang lebih negatif, dimana anak tersebut memiliki gambaran
fantasi yang sangat aneh bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan yang tidak
masuk akal, dapat juga disertai dengan perasaan bersalah atau berdosa, dimana
semua hal tersebut dikaitkan dengan masalah perdarahan pada organ kelamin dan
proses haidnya. Tetapi berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche,
mereka akan merasa senang dan bangga, dikarenakan mereka menganggap dirinya
sudah dewasa secara biologis (Suryani dan Widyasih, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurngaini (2003),
di SD Al-Azhar Semarang, Secara emosional kesiapan dalam menghadapi menstruasi,
menunjukkan bahwa hampir semua perasaan subjek mengalami cemas, bingung,
tegang, takut, kaget dan deg-degan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
oleh Muriyana (2008), perasaan remaja saat mengalami menarche adalah
takut, kaget, bingung, bahkan ada juga yang merasa senang. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan
anak sulit untuk menerima menarche (Aprilani, 2007).
Selama ini sebagian masyarakat
merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga
sehingga remaja awal kurang memiliiki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang
perubahan-perubahan fisik dan fisiologis terkait menarche. Kesiapan mental
sangat diperlukan sebelum menarche karena perasaan cemas dan takut akan
muncul, selain itu juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang
diperlukan saat menstruasi (Proverawati
dan Misaroh, 2009).Kesiapan anak dalam menghadapi menarche dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu usia anak saat mengalami menarche, sumber
informasi tentang menstruasi sebelum anak tersebut mengalami menarche,
dan sikap terhadap menstruasi sebelum anak mengalami menarche (Nurngaini,
2003).
SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul Yogyakarta adalah
sekolah yang mewakili sekolah unggulan yang saat ini terkenal dan banyak
diminati masyarakat. Dari hasil studi pendahuluan SDN Karanggondang
Pendowoharjo Bantultotal siswa-siswi mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah
212, dengan riancian jumlah laki-laki 111 dan perempuan 101. Berdasarkan
rincian sebagai berikut untuk jumlah dari kelas I laki-laki 17, perempuan 22,
untuk kelas II laki-laki 20, perempuan 16, untuk kelas III laki-laki 17,
perempuan 17, untuk kelas IV laki-laki 19, perempuan 17, untuk kelas V
laki-laki 18, perempuan 13, untuk kelas VI laki-laki 20, perempuan 16, dan
diketahui dari hasil wawancara SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul mempunyai
banyak program ekstrakulikuler diantaranya TIK, seni tari, karawitan, seni
musik, pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dokter kecil, dan bidan kecil.
Dengan adanya program bidan kecil diharapkan siswi-siswi mengetahui tentang
kesehatan reproduksi remaja namunketika dilakukan wawancara dengan10 siswi di
SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul terdapat 7 siswi yang mengaku belum
mengetahui tentang menarche danbelum
siap menghadapi menarche.
Berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche yang mengatakan bahwa
sumber informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam
menghadapi menarche, dimana sumber informasi dapat diperoleh dari media
massa, diskusi dengan teman, informasi dari orang tua maupun guru. Dengan latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penyuluhan
terhadap kesiapan mental remaja putri dalam menghadapi menarche.