Rabu, 14 Maret 2018

MASA PUBERTAS REMAJA PUTRI

                            Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.  Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita, peristiwa paling penting dalam masa pubertas  anak gadis ialah datangnya menstruasi pertama atau menarche, yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. 

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Perubahan penting terjadi pada masa si gadis menjadi matang jiwa dan raganya melalui masa remaja wanita dewasa. Hal ini menandakan bahwa anak tersebut sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuhnya (Proverawati dan Misaroh, 2009). Prawirohardjo (2010) menyatakan, menarche terjadi pada anak perempuan berumur 9 tahun, 10 tahun, bahkan ada yang berusia 17 tahun.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda. PercepatanusiamenarcheinijugaterlihatpadaremajadiIndonesia.Menurut Winkjosastro (2003) menyatakan bahwa di Indonesia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat.
Menstruasi pertama sering dihayati oleh anak gadis sebagai suatu pengalaman traumatis, terkadang anak yang belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut ke arah yang lebih negatif, dimana anak tersebut memiliki gambaran fantasi yang sangat aneh bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan yang tidak masuk akal, dapat juga disertai dengan perasaan bersalah atau berdosa, dimana semua hal tersebut dikaitkan dengan masalah perdarahan pada organ kelamin dan proses haidnya. Tetapi berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga, dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis (Suryani dan Widyasih, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurngaini (2003), di SD Al-Azhar Semarang, Secara emosional kesiapan dalam menghadapi menstruasi, menunjukkan bahwa hampir semua perasaan subjek mengalami cemas, bingung, tegang, takut, kaget dan deg-degan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Muriyana (2008), perasaan remaja saat mengalami menarche adalah takut, kaget, bingung, bahkan ada juga yang merasa senang. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk menerima menarche (Aprilani, 2007).
Selama ini sebagian masyarakat merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga sehingga remaja awal kurang memiliiki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan fisiologis terkait menarche. Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum menarche karena perasaan cemas dan takut akan muncul, selain itu juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang diperlukan saat menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009).Kesiapan anak dalam menghadapi menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia anak saat mengalami menarche, sumber informasi tentang menstruasi sebelum anak tersebut mengalami menarche, dan sikap terhadap menstruasi sebelum anak mengalami menarche (Nurngaini, 2003).
SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul Yogyakarta adalah sekolah yang mewakili sekolah unggulan yang saat ini terkenal dan banyak diminati masyarakat. Dari hasil studi pendahuluan SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantultotal siswa-siswi mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah 212, dengan riancian jumlah laki-laki 111 dan perempuan 101. Berdasarkan rincian sebagai berikut untuk jumlah dari kelas I laki-laki 17, perempuan 22, untuk kelas II laki-laki 20, perempuan 16, untuk kelas III laki-laki 17, perempuan 17, untuk kelas IV laki-laki 19, perempuan 17, untuk kelas V laki-laki 18, perempuan 13, untuk kelas VI laki-laki 20, perempuan 16, dan diketahui dari hasil wawancara SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul mempunyai banyak program ekstrakulikuler diantaranya TIK, seni tari, karawitan, seni musik, pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dokter kecil, dan bidan kecil. Dengan adanya program bidan kecil diharapkan siswi-siswi mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja namunketika dilakukan wawancara dengan10 siswi di SDN Karanggondang Pendowoharjo Bantul terdapat 7 siswi yang mengaku belum mengetahui tentang menarche danbelum siap menghadapi menarche.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche yang mengatakan bahwa sumber informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche, dimana sumber informasi dapat diperoleh dari media massa, diskusi dengan teman, informasi dari orang tua maupun guru. Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penyuluhan terhadap kesiapan mental remaja putri dalam menghadapi menarche.